PENERAPAN
METODE BELAJAR PQ4R DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-B
MTS
MUHAMMADIYAH I MALANG
TAHUN
PELAJARAN 2011-2012
Ahmad
Ahyar
Abstrak
Penerapan
Metode Belajar PQ4R dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII-B MTs Muhammadiyah I Malang Tahun pelajaran
2011-2012. Skripsi, Jurusan Pendidikan Sejarah dan Sosiologi, Fakultas
Pendidikan Ilmu Sosial dan Humaniora, Ikip Budi Utomo Malang. Pembimbing: Drs.
Nurcholis Sunuyeko, M.Si.
Kata Kunci:
PQ4R, Motivasi, hasil belajar, PTK, MTs Muhammadiyah I Malang.
Pendahuluan
Pendidikan
sebagai suatu sistem pencerdasan anak bangsa, dewasa ini di hadapkan pada
berbagai persoalan, baik ekonomi, sosial budaya, maupun politik. Permasalahan
pendidikan yang di hadapi bangsa Indonesia saat ini menurut Hanafiah & Suhana
(2009) adalah masih rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang
dan satuan pendidikan. Upaya peningkatan
kualitas pendidikan sekolah, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya
dan sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas.
Dalam upaya meningkatkan hasil
belajar, perlu dikembangkan penyempurnaan-penyempurnaan strategi, teknik dan
model pembelajaran yang tepat.
Perkembangan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) selalu dinamis karena objek yang
dipelajari adalah hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan fenomena alam
lingkungan sosial seperti juga pelajaran sejarah. Namun pada pelajaran sejarah,
obyek yang dipelajari adalah hubungan manusia dengan peristiwa masa lampau
(Kartodirdjo, 1993). Jadi, akan sulit bagi siswa untuk memahami sejarah secara
utuh apabila guru tidak mampu untuk menyusun metode dan melaksanakan
pembelajaran dengan baik. Fenomena
pembelajaran sejarah menjadi sangat rumit dan ini sampai sekarang masih menjadi
permasalahan.
Mengatasi permasalahan
tersebut, diperlukan suatu alternatif metode pembelajaran yang tepat dan
menarik. Salah satu metode yang menarik menurut peneliti untuk diterapkan
adalah dengan menggunakan metode belajar PQ4R dalam pembelajaran sejarah.
Metode belajar PQ4R adalah
merupakan salah satu bagian pembelajaran aktif (active learning) yaitu
segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam
proses pembelajaran baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan
guru dalam proses pembelajaran.
Ada
beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, yaitu
diharapkan hasil penelitian ini memberikan kegunaan yang positif, antara lain:
1.
Bagi
siswa
Diharapkan setelah
proses penelitian, guru mata pelajaran sejarah dapat menerapkan metode PQ4R ( Preview, Question, Read, Reflect,
Recite, Review) di kelas sesuai dengan
karakteristik materi pelajarannya, sehingga potensi-potensi yang dimiliki siswa
dapat berkembang dengan baik.
2. Bagi peneliti
Dengan selesainya
penelitian penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan peneliti
khususnya wawasan mengenai seluk beluk tentang penelitian antara lain adalah:
a.
Sebagai
dasar pengalaman di bidang penelitian yang ada hubungannya dengan mata
pelajaran sejarah dan ilmu–ilmu sosial lainnya.
b.
Sebagai
bahan acuan penelitian yang relevan untuk masa yang akan datang.
c.
Hasil laporan
penelitian ini diharapkan lebih memotivasi peneliti sendiri untuk lebih giat
dan terus mengembangkan kemampuan diri dalam melakukan penelitian di sekolah,
baik yang menggunakan pendekatan Qualitative maupun Quantitatif.
3.
Kegunaan praktis, yaitu diharapkan hasil penelitian ini
mampu memberikan masukan yang positif, baik bagi guru maupun kepala sekolah,
dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap mata pelajaran,
khususnya bagaimana langkah-langkah
operasional dalam melakukan inovasi pembelajaran.
Metode Penelitian
Rumusan
masalah penelitian yang diajukan dalam PTK ini adalah: (1) Bagaimana hasil
belajar siswa kelas VIII-B semester genap di MTs Muhammadiyah I Malang tahun
pelajaran 2011-2012, sebelum diterapkannya metode belajar PQ4R? (2) Bagaimana
proses penerapan metode PQ4R)
pada siswa kelas VIII-B semester genap di MTs Muhammadiyah I Malang tahun
pelajaran 2011-2012? (3) Bagaimana motivasi belajar siswa kelas VIII-B semester
genap MTs Muhammadiyah I Malang tahun 2011–2012, setelah di terapkannya metode
belajar PQ4R? (4) Bagaimana hasil belajar siswa kelas VIII-B semester genap MTs
Muhammadiyah I Malang tahun 2011–2012, setelah di terapkannya metode belajar
PQ4R?
Pendekatan
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang dipilih
adalah Penelitian tindakan (action research) dengan strategi Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dua siklus. Sedangkan model penelitian tindakan yang di
pergunakan adalah model penelitian dari Kemmis dan Taggart dalam Arikunto,
(2010:16), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya.
Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi).
Deskripsi Data dan Hasil Penelitian
Deskrispsi Data dan Hasil
Observasi Awal
Langkah-langkah yang dilakukan
peneliti dalam hal ini adalah sebagai berikut:
1) Melakukan
wawancara tak terstruktur dengan guru bidang studi sejarah mengenai motivasi
dan hasil belajar siswa pada semester ganjil dan menyampaikan bahwa pada
pertemuan berikutnya peneliti akan melakukan pengamatan langsung kedalam kelas
dan menyebarkan angket.
2) Mengikuti
dan mengamati kegiatan belajar mengajar di kelas pada saat mata pelajaran
sejarah berlangsung. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan data awal
bagaimana motivasi dan hasil belajar siswa sebelum tindakan dilakukan. Sebelum masuk kedalam kelas peneliti
bersama guru bidang studi sepakat untuk membagi waktu selama didalam kelas
yaitu dengan cara untuk 40 menit pertama digunakan oleh guru bidang studi
menyampaikan peta konsep materi yang akan diajarkan. Sedangkan 40 menit
berikutnya digunakan oleh peneliti untuk berkenalan sekaligus menyebarkan
angket motivasi belajar kepada siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung
ditemukan beberapa fakta diantaranya adalah, metode yang digunakan oleh guru adalah
ceramah dan tanya jawab, keadaan siswa begitu pasif, siswa nampak kurang
persiapan sebelumnya untuk mengikuti pelajaran, siswa banyak yang tidak
mendengarkan penjelasan guru, ada beberapa siswa yang berbicara sendiri.
3) Setelah
melakukan observasi dan memberi angket dalam kelas, secara bersamaan peneliti
langsung membicarakan permasalahan yang dihadapi selama kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas. Hasil pembicaraan tersebut antara lain:
a) Peneliti
bersama guru bidang studi berkolaborasi untuk dapat memecahkan persoalan yang
terjadi di dalam kelas selama kegiatan penelitian.
b) Pemberian tes awal/pra tindakan (Rabu, 18 Januari 2011)
untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa sesungguhnya sebelum tindakan
dilakukan. Soal yang diberikan berjumlah 10 soal dalam bentuk soal
uraian/subjektif. Soal diambil dari soal yang sudah diberikan oleh guru bidang
studi sebelumnya yaitu soal Ulangan Tengah Semester (UTS).
Deskripsi Data dan Hasil
Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan meliputi
tahapan perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation)
dan refleksi (reflection).
Deskripsi Data dan Hasil
Tindakan Siklus II
Siklus II merupakan pelaksanaan
tindakan dan hasil refleksi dari siklus I yang juga meliputi tahapan
perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation)
dan refleksi (reflection). Pelaksanaan kegiatan pada siklus II ini
mengalami perubahan dari hasil refleksi pada siklus I.
Temuan Penelitian Tindakan Siklus II
Beberapa
temuan penelitian yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran pada siklus II
yaitu sebagai berikut :
a)
Proses Pembelajaran
1)
Proses pembelajaran pada siklus tindakan
II terlihat bahwa siswa sudah cukup
merespon pembelajaran dengan baik bila dibandingkan dengan Siklus I. Mereka
cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan walaupun ada
sebagian kecil yang masih terlihat masih belum bekerja sama secara
maksimal dalam 1 kelompok.
2)
Sebagian besar siswa sudah berani untuk
mengungkapkan ide-idenya baik pada temannya dalam satu kelompok maupun didepan
guru dan kelompok lain.
3)
Pada
saat proses pembelajaran berlangsung 9 siswa keluar minta izin untuk
meninggalkan kelas karena ada kegiatan IPM
4)
Siswa sudah tidak kebingungan lagi dalam
menerapkan metode belajar PQ4R.
5)
Pemahaman
konsep materi dan pemberian tugas rumah dari guru kepada siswa sudah cukup
maksimal.
6)
Peneliti
masih perlu menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih menarik dan
menyenangkan lagi pada siswa, misalnya dengan memanfaatkan video pembelajaran.
b) Hasil Belajar
Berdasarkan hasil tes belajar siklus II, bila dilihat dari nilai
rata-rata ketuntasan secara klasikal persentasenya justru sudah mengalami
peningkatan. Analisis hasil belajar siswa pada siklus II dilihat dari
prosentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 83%.
c) Motivasi Belajar
Berdasarkan hasil angket respon siswa yang diberikan setelah pelaksanaan
tindakan (diakhir pembelajaran Siklus II), motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran sejarah lebih meningkat dibanding siklus I. Hal ini dibuktikan
setelah peneliti memberikan angket respon diakhir pembelajaran siklus II,
walaupun harus diakui, bahwa masih ada kelemahan/kekurangan yang masih perlu
dijadikan sebagai bahan evaluasi dan refleksi oleh peneliti misalnya,
memberikan apresiasi berupa hadiah kepada siswa (masing-masing kelompok) yang
mampu bekerja secara optimal dalam menerapkan metode belajar PQ4R agar lebih
termotivasi dalam kegiatan proses pembelajaran.
d)
Refleksi Hasil Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan catatan lapangan pada siklus II, proses
pembelajaran sudah cukup baik bila dibandingkan dengan siklus I, karena
tahapan-tahapan yang direncanakan dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sudah dapat
terlaksana dengan baik, walaupun ada beberapa indikator yang masih belum muncul
baik dari aspek guru maupun dari aspek siswa. Sebagian besar siswa sudah berani
untuk mengungkapkan ide-idenya baik pada temannya dalam satu kelompok maupun
didepan guru dan kelompok lain. Siswa sudah tidak kebingungan lagi dalam
menerapkan metode belajar PQ4R. Pemahaman konsep materi dan pemberian tugas rumah dari guru
kepada siswa sudah cukup maksimal walaupun peneliti masih perlu menciptakan
kegiatan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan lagi pada siswa,
misalnya dengan memanfaatkan video pembelajaran. Secara umum hasil analisis
pada observasi kualitas pembelajaran pada siklus II baik ditinjau dari aspek
guru maupun dari aspek siswa baik sekali, walaupun masih tetap menyisihkan
kekurangan dan kelemahan.
Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada siklus II, juga
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang cukup baik dari pada
sebelumnya. Sebagian siswa sudah dapat menguasai konsep dan cukup mampu untuk
mengembangkannya. Hal ini, dapat diketahui dari hasil analisis belajar siswa
yang sudah memenuhi standar ketuntasan belajar sebanyak 20 siswa dari 24 siswa
atau sebesar 83%.
Demikian pula dengan motivasi belajar siswa, berdasarkan hasil pengamatan
melalui penyebaran angket motivasi dan angket respon siswa menunjukkan
perubahan motivasi belajar siswa semakin mengalami peningkatan mulai sebelum
dan setelah tindakan dilakukan (siklus I dan siklus II.
Berdasarkan uraian temuan penelitian
di atas, peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran sejarah
melalui penerapan metode belajar PQ4R di kelas VIII-B pada pokok bahasan PPKI
dan situasi di Indonesia, dengan menggunakan metode pembelajaran PQ4R, secara
benar dan optimal, sesuai rencana dan skenario pembelajaran dapat meningkatkan
motivasi, hasil belajar dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, peneliti mengakhiri kegiatan penelitian.
Hasil dan
Pembahasan
Proses
Pembelajaran Melalui Penerapan Metode Belajar PQ4R dalam Pembelajaran Sejarah
Metode
belajar PQ4R merupakan salah satu metode pendukung pengembangan pembelajaran
kooperatif. Sebab pembelajaran konstruktivisme dapat dikembangkan jika peserta
didik telah mempunyai Prior Knowledge atau previouse experience. Pembelajaran
konstruktivisme tidak berangkat dari blank mind. Fenomena yang terjadi
selama ini di dalam kelas, pembelajaran kooperatif tidak berjalan secara
efektif. Diskusi sebagai salah satu mekanisme membangun kooperatif kooperatif
tidak berjalan efektif karena diskusi banyak di dominasi oleh salah seorang
siswa yang telah mempunyai skemata tentang apa yang akan dipelajari. Fenomena
ini menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif membutuhkan persiapan
matang. Pertama, peserta didik harus punya skemata atau pengetahuan awal
tentang apa yang akan dipelajari. Kedua, siswa harus sudah punya
keterampilan dan keberanian bertanya jawab. Oleh karena itu pembelajaran
kooperatif membutuhkan dukungan pengalaman peserta didik baik berupa
pengetahuan awal maupun keterampilan bertanya jawab. Ketiga, pengalaman
awal siswa bisa dibangun melalui aktivitas membaca. Dengan kegiatan ini siswa
akan memiliki stock of knowledge. Salah satu metode yang efektif untuk
dilakukan adalah dengan menerapkan metode belajar PQ4R. (Suprijono
(2011:102-103).
Berdasarkan
deskripsi data dan hasil penelitian pada bab sebelumnya, proses pembelajaran
pada siklus I melalui penerapan metode belajar PQ4R secara umum sudah baik
walaupun ada beberapa kendala yang perlu diperbaiki pada siklus II. Hal ini
dapat dilihat dari hasi observasi yang dilakukan oleh guru bidang studi yang
berperan sebagai observer dan peneliti sebagai guru kelas sekaligus sebagai
pengamat. Artinya pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran walaupun masih ada
beberapa indikator yang belum muncul dari peneliti. Hasil yang dicapai pada
siklus I bila ditinjau dari aspek guru pada pertemuan ke-1 mencapai 78%, dan
pada pertemuan ke-2 siklus I mencapai 83%. Sedangkan proses pembelajaran bila
ditinjau dari aspek siswa pada pertemuan ke-1 siklus I mencapai 68%, dan pada
pertemuan ke-2 siklus 1 mencapai 82%.
Berdasarkan
kelemahan–kelemahan yang terdapat pada kegiatan pembelajaran pada siklus I,
maka dilakukan perbaikan pada siklus II. Proses pembelajaran pada siklus II
mengalami peningkatan dibanding pada siklus I. Hasil yang dicapai pada siklus
II bila ditinjau dari aspek guru mencapai 91,66%, Sedangkan ditinjau dari aspek
siswa mencapai 90%.
Hasil Belajar Siswa
Hasil
yang dicapai di akhir siklus I, jika dilihat dari hasil belajar siswa memang
sudah mencapai standar ketuntasan belajar. Bila ditinjau dari aspek ketuntasan
belajarnya telah mengalami peningkatan dari 4,16%. (1 siswa dari 24 siswa )
menjadi 75% (18 siswa dari 24 siswa ), tetapi karena adanya beberapa kelemahan/
kekurangan pada siklus I yang perlu diperbaiki atau disempurnakan lagi pada
siklus II sesuai temuan penelitian pada siklus I, maka peneliti melanjutkan
pada siklus II.
Pada
pembelajaran di siklus II, nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa
lebih meningkat dibandingkan siklus I. Nilai ketuntasan belajar yang dicapai
siswa sebesar 83,33%. Hasil tesebut menunjukkan bahwa pada siklus II, hasil
belajar siswa mengalami peningkatan dari hasil belajar siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak
20 siswa, sedangkan yang belum tuntas hanya 4 siswa.
Motivasi
Belajar
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
belajar adalah motivasi belajar. Jika motivasi belajar siswa tinggi maka hasil
belajarnya juga akan meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Fyan dan
Maerh dalam bahwa dari tiga faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu latar
belakang keluarga, kondisi atau kontek sekolah dan motivasi, maka faktor yang
terakhir merupakan faktor yang paling baik. Sedangkan Welberg dkk. Menyimpulkan
bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara 11 sampai 20 persen terhadap hasil
belajar. Studi yang dilakukan Suciati menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi
sebesar 36%, dan Mc Clelland menunjukkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi
sampai 64%. (Supriyono, 2011:162).
Sebelum
diterapkannya metode belajar PQ4R, motivasi belajar siswa cukup
rendah. Hal ini dapat diketahui dari hasil pemberian angket motivasi belajar
siswa kelas VIII-B MTs Muhammadiyah I Malang yang berjumlah 24 siswa melalui
analisis distribusi frekuensi (persentase), menunjukkan bahwa 91,66% respon
siswa ada pada kategori pilihan jawaban kadang-kadang.dengan criteria cukup
atau ada pada interval 46-65.
Untuk
melihat perubahan motivasi belajar siswa ada peningkatan atau tidak setelah
tindakan (diakhir pembelajaran Siklus I), maka peneliti menggunakan angket
respon yang terdiri dari 5 kategori pilihan jawaban sebanyak 36 item pernyataan
(26 pernyataan positif dan 10 pernyataan negative). Tujuannya adalah untuk
mengetahui pandangan siswa terhadap mata pelajaran sejarah setelah
diterapkannya metode belajar PQ4R.
Berdasarkan
hasil analisis data dengan menggunakan distribusi frekuensi relatif
(persentase) pada siklus I didapatkan bahwa 33,33% siswa memiliki respon sangat
baik terhadap pembelajaran sejarah, 66,66% siswa memiliki respon baik terhadap
pembelajaran sejarah, 0% siswa memiliki respon cukup terhadap pembelajaran
sejarah, 0% siswa memiliki respon kurang terhadap pembelajaran sejarah,
dan 0% siswa memiliki respon sangat
kurang terhadap pembelajaran sejarah.
Dari
hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa pada siklus I
memang sudah mengalami peningkatan dibanding sebelum diterapkannya metode
belajar PQ4R, tetapi peneliti sebagai guru kelas masih belum mampu mendorong
semua siswa khususnya yang pasif untuk lebih termotivasi dan lebih aktif lagi
untuk terlibat dalam proses pembelajaran dan kurang memberikan apresiasi kepada
siswa yang memperhatikan lebih dalam kegiatan proses pembelajaran, sehingga
perlu diperbaiki pada siklus berikutnya.
Sedangkan
hasil analisis distribusi frekuensi relatif (prosentase) pada siklus II,
didapatkan hasil bahwa 8,33% siswa memiliki respon sangat baik terhadap
pembelajaran sejarah, 91,66% siswa memiliki respon baik terhadap pembelajaran
sejarah, 0% siswa memiliki respon cukup terhadap pembelajaran sejarah, 0% siswa
memiliki respon kurang terhadap pembelajaran sejarah, dan 0% siswa memiliki respon sangat kurang
terhadap pembelajaran sejarah. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan pula
bahwa motivasi belajar siswa pada siklus II, juga mengalami peningkatan
dibanding siklus I.
Kesimpulan
Berdasarkan
deskripsi data dan hasil analisis data pada bab sebelumnya serta dengan
berorientasi pada pada empat rumusan masalah penelitian, maka proses hasil
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Model pembelajaran konvensional (ceramah dan tanya jawab murni) tidak mampu
meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa di kelas. Hal ini terbukti dari
hasil observasi awal peneliti dengan cara mengikuti proses pembelajaran di
kelas, pemberian angket kepada 24 responden dengan empat kategori pilihan
jawaban yaitu selalu = 0%, sering = 8,33%, kadang- kadang = 91,66%, dengan
criteria cukup atau ada pada interval 46-65, dan tidak pernah = 0%, dan melalui
pemberian tes awal pra tindakan. Hasil tes belajar tersebut menunjukkan bahwa
nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa secara klasikal hanya mencapai 4,16%.
2.
Proses pembelajaran melalui penerapan metode belajar
PQ4R pada mata pembelajaran sejarah bila ditinjau dari aktivitas guru secara
umum sudah baik, sesuai rencana dan skenario pembelajaran yang dibuat.
Sedangkan dari aspek siswa juga menunjukkan bahwa melalui penerapan metode
belajar PQ4R, tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, semangat belajar
dan partisipasi dalam proses pembelajaran, keberanian dalam mengungkapkan
pendapat, respon atau inisiatif dalam memberikan alternatif jawaban terhadap
permasalahan yang muncul, kedisiplinan dalam mengikuti proses pembelajaran di
kelas, pemahaman terhadap konsep mata pembelajaran, pola berfikir kritis dan
kreatif selama proses pembelajaran siswa mengalami perubahan kearah yang lebih
baik. Hal ini dibuktikan oleh data empirik hasil penelitian yang dicapai pada
siklus I bila ditinjau dari aspek guru pada pertemuan ke-1 mencapai 78%, dan
pada pertemuan ke-2 siklus I mencapai 83%. Sedangkan proses pembelajaran bila
ditinjau dari aspek siswa pada pertemuan ke-1 siklus I mencapai 68%, dan pada
pertemuan ke-2 siklus 1 mencapai 85%. Proses pembelajaran pada siklus II juga
mengalami peningkatan dibanding pada siklus I. Hasil yang dicapai pada siklus
II bila ditinjau dari aspek guru mencapai 91,66%, Sedangkan ditinjau dari aspek
siswa mencapai 90%.
3.
Melalui penerapan metode belajar PQ4R baik pada siklus
I maupun siklus II motivasi belajar siswa meningkat. Hal ini terbukti dari
hasil pemberian angket respon pada siklus I bahwa 33,33% siswa memiliki
persepsi sangat baik terhadap pembelajaran sejarah, 66,66% siswa memiliki
respon baik terhadap pembelajaran sejarah, 0% siswa memiliki respon cukup
terhadap pembelajaran sejarah, 0% siswa memiliki respon kurang terhadap pembelajaran
sejarah, dan 0% siswa memiliki respon sangat kurang terhadap pembelajaran
sejarah. Sedangkan pada siklus II didapatkan hasil bahwa 8,33% siswa memiliki
respon sangat baik terhadap pembelajaran sejarah, 91,66% siswa memiliki respon
baik terhadap pembelajaran sejarah, 0% siswa memiliki respon cukup terhadap
pembelajaran sejarah, 0% siswa memiliki respon kurang terhadap pembelajaran
sejarah, dan 0% siswa memiliki respon
sangat kurang terhadap pembelajaran sejarah.
4. Setelah
pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan metode PQ4R pada siklus I dan siklus
II, hasil belajar siswa pada mata pembelajaran sejarah meningkat, terbukti
nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I mencapai
75%. Sedangkan pada siklus II mencapai 83%.
btw buat mengetahui motivasi awal isi angketnya sama to beda sama isi angket setelah diberi tindakannya?
BalasHapus