MAKALAH BAHASA INDONESIA TUTORIAL
OLAHAN BUAH BINTANG UNTUK
MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DI KARANGSARI BLITAR
Oleh:
Shilvi Agatha Ikarani 125040100111102
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sejak zaman dahulu buah belimbing
sudah merupakan komoditi utama di kota Blitar. Hampir semua warga di kecamatan
Karangsari, kelurahan Sukorejo menanam tanaman ini. Namun, sejak beberapa tahun
terakhir banyak kota yang juga mengandalkan komoditi ini untuk perekonomiannya.
Untuk mengatasi meluapnya barang pada saat musim panen maka pemerintah daerah
kota Blitar dan beberapa petani belimbing membuat inovasi buah belimbing
menjadi beberapa produk olahan seperti jus belimbing, sirup belimbing dan dodol
belimbing agar menaikkan nilai jual dan mengurangi buah belimbing pada saat
musim panen tiba.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana
proses pengolahan buah belimbing menjadi produk jus belimbing, sirup belimbing
dan dodol belimbing?
1.2.2 Bagaimana
tanggapan pasar terhadap produk-produk tersebut?
1.2.3 Apakah
kendala yang dihadapi selama proses produksi?
1.3
Tujuan
1.3.1 Mengetahuai
proses pengolahan buah belimbing menjadi produk jus belimbing, sirup belimbing
dan dodol belimbing.
1.3.2 Untuk
mengetahui bagaimana pasar dapat menanggapi olahan produk
1.3.3 Untuk
mengetahui kendala yang terjadi pada saat produksi berlangsung.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Deskripsi
Buah Belimbing
Buah
asal India atau Srilangka ini tak hanya dibudidayakan di wilayah Asia Tenggara,
seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina, namun juga dikenal di negara-negara
beriklim sub tropis lain, seperti Amerika dan Australia. Ini karena buah
belimbing manis mudah tumbuh dengan baik di tempat dengan ketinggian 0-500 m di
atas permukaan laut dengan curah hujan tinggi dan mendapat cukup banyak
matahari.
Buah
yang dapat berbunga sepanjang tahun serta dipanen tiga kali dalam setahun ini
juga memiliki saudara, yaitu buah belimbing wuluh atau belimbing sayur
(Averrhoa bilimbi).Rasanya lebih masak dan banyak digunakan untuk bumbu
masakan, terutama untuk memberi rasa asam pada makanan.
Belimbing juga dapat tumbuh baik
diberbagai kota di Indonesia, salah satunya adalah kota Blitar. Petani
penghasil blimbing terdapat di kelurahan karangsari kecamatan sukorejo,
Blitar.Hampir setiap rumah memiliki pohon belimbing. Dan rasa belimbing pada
daerah Blitar sangatlah manis dan besar-besar.
Pohon ini memiliki daun majemuk yang
panjangnya dapat mencapai 50 cm, bunga berwarna merah muda yang umumnya muncul
di ujung dahan.Pohon ini bercabang banyak dan dapat tumbuh hingga mencapai 5 m.
Tidak seperi tanaman tropis lainnya, pohon belimbing tidak memerlukan banyak
sinar matahari. Penyebaran pohon belimbing sangat luas, karena benihnya
disebarkan oleh lebah.
Buah
belimbing berwarna kuning
kehijauan.Saat
baru tumbuh, buahnya berwarna hijau.Jika dipotong, buah ini mempunyai penampang
yang berbentuk bintang.Berbiji
kecil dan berwarna coklat. Buah ini renyah saat dimakan, rasanya manis dan
sedikit asam. Buah ini mengandung banyak vitamin
C.
2.2. Manfaat
Buah Belimbing
Untuk
Kesehatan, Buah belimbing ternyata memiliki beberapa khasiat yang baik untuk
tubuh antara lain dapat digunakan untuk mengatasi batuk yang menyerang
anak-anak, Kandungan vitamin C yang banyak terkandung dalam buah bermanfaat
sebagai antiinflasi, analgesic, dan diuretic, sehingga bagus untuk mengobati
penyakit batuk, sariawan, dan sakit pada tenggorokan. Khasiat
buah belimbing lainnya
yaitu untuk mengobati demam hingga kencing manis. Buah ini juga baik untuk
dikonsumsi oleh penderita penyakit kanker.
Kandungan
serat yang terkandung dalam buah, bermanfaat untuk melancarkan proses
pencernaan dalam tubuh. Pektin yang terdapat dalam buah juga bisa membantu
menghancurkan kolesterol sehingga baik dikonsumsi oleh orang-orang yang sedang
menjalankan program diet.
Rasa
buah belimbing manis memang manis dan menyegarkan. Selain itu, belimbing ini
sarat akan gizi. Kandungan vitamin A dan C yang dikandungnya merupakan
antioksidan yang ampuh melawan radikal bebas, meningkatkan daya tahan tubuh.
Di
dalam belimbing manis juga kaya pektin. Pektinnya mampu menjerat kolesterol,
mencegah hepatitis atau penyakit pengerasan hati, dan asam empedu yang terdapat
dalam usus dan membantu pembuangannya. Dan seratnya bermanfaat memperlancar
proses pencernaan. Makanya buah belimbing efektif untuk menurunkan tekanan
darah bagi penderita penyakit hipertensi yang mengkonsumsinya.
Buah
belimbing matang yang terkenal dengan rasa manis ini berkhasiat untuk meredakan
berbagai macam penyakit, seperti diabetes, kolesterol, batuk, radang
tenggorokan dan demam. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi juga dipercaya
sebagai obat kanker.
Selain
itu buah belimbing juga memiliki khasiat yang sangat luar biasa, terutama untuk
kesehatan, karena buah belimbing mampu mengobati beberapa penyakit yang kita
derita, terutama yang berhubungan dengan kulit, seperti jerawat dan panu.
Obat panu
·
Ambil sepuluh buah belimbing yang masih segar
·
Cuci bersih, setelah itu dilumatkan, bisa dengan cara
diblender ataupun digiling
·
Tambah sedikit kapur sirih, kira-kira sebesar kacang tanah
·
Setelah tercampur dengan sempurna, kita oleskan kebagian
tubuh kita yang terserang panu, lakukan dua kali sehari
Obat jerawat
·
Ambil buah belimbing yang masih segar, secukupnya saja.
Tergantung dari jumlah wajah yang ingin diobati
·
Setelah itu, buah belimbing tersebut kita haluskan, bisa
dengan cara ditumbuk ataupun diblender, dan jangan lupa dicampur dengan sedikit
air garam
·
Buah belimbing yang telah halus dan bercampur dengan air
garam tersebut, kita sapukan kewajah kita yang berjarawat, lakukan tiga kali
sehari,
Selain
bagian buah yang memiliki banyak khasiat, Bagian lain dari pohon belimbing
seperti daun dan akar belimbing juga bisa kita manfaatkan sebagai obat. Daun
belimbing memiliki khasiat sebagai obat
sakit maag, mengobati susah buang air kecil, dan juga mengobati penyakit bisul.
Sedangkan akar belimbing bisa digunakan untuk menyembuhkan rematik.
Dibalik
khasiat yang tersimpan dalam buah belimbing, ternyata buah ini memiliki efek
yang kurang baik bila dikonsumsi oleh orang yang memiliki masalah pada
ginjalnya, Karena buah belimbing mengandung asam oxalat. Selain itu, karena
kandungan gula yang terdapat dalam buah belimbing cukup tinggi, disarankan para
penderita diabetes untuk tidak menkonsumsi buah ini.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1. Proses
Pengolahan dan Pemasaran Buah Belimbing
Kalau mengandalkan menjual buah saja,
mungkin para petani Blimbing tak akan semakmur sekarang. Para petani
mengolahnya dengan berbagai macam cara agar menghasilkan nilai jual yang
tinggi. Petani kerap dianggap profesi yang kurang menjanjikan, anggapan itulah
yang perlu dipatahkan dalam pikiran masyarakat.
Dalam
sebuah usaha faktor penting yang harus diperhatikan selain kemudahan bahan baku
dan kualitas produksi adalah faktor pemasaran. Sebaik apapun produk yang kita
hasilkan apabila kita tidak mempunyai strategi pemasaran yang baik maka usaha
yang kita jalankan akan sulit berkembang. Pada umumnya pemasaran buah belimbing
ini dipasarkan melalui 2 tahapan, yakni dari petani ke pengepul dan dari
pengepul masuk ke pedagang buah di pasar-pasar tradisional ataupun pasar modern
(supermarket).Untuk menjaga agar harga jual buah belimbing tetap stabil ada
baiknya dalam pemasaran hasil buah dibentuk kelompok-kelompok tani. Dengan cara
demikian harga buah belimbing bisa ditentukan berdasarkan kesepakatan anggota
kelompok supaya terhindar dari jatuhnya harga di saat panen raya.
Pada
umumnya harga jual buah ditentukan berdasarkan kualitas buah, untuk buah yang
berukuran besar dan bentuknya bagus tanpa cacat dikelompokkan dalam grade/kualitas
A dan B. Harganyapun relatif lebih tinggi dan pada umumnya dipasarkan ke
pasar-pasar modern yang mempunyai standart kualitas tertentu. Sedangkan hasil
panen yang berukuran sedang dan bentuknya kurang bagus, digolongkan dalam grade
C, pada umumnya pedagang buah di pasar tradisional masih mau menjual jenis ini.
Harganyapun relatif lebih rendah dibandingkan grade A dan B.
Jenis
olahan belimbing yang diproduksi utamanya adalah jus belimbing.Namun, produk
dapat dikembangkan menjadi belimbing instant, sirup belimbing bahkan selai dan
dodol belimbing. Buah ini memiliki banyak sari (air), sehingga
memungkinkan untuk dibuat wine buah. Di Myanmar,
belimbing digunakan untuk membuat acar teh. Untuk mengisi kekosongan
produksi karena ketidaktersediaan bahan baku belimbing, pabrik dapat mengolah
jus berbahan baku komoditi selain belimbing seperti jambu merah.
Untuk
produk jus belimbing, pabrik memproduksi tiga tingkat kualitas. Jus belimbing
grade C dengan harga konsumen Rp. 1.000,- dibuat dengan kemasan cup. Target
pasar jus belimbing grade C ini adalah pasar tradisional dan warung. Jus
belimbing grade B diproduksi untuk pasar yang lebih tinggi daya belinya seperti
perkantoran, kampus, hotel dan retail modern. Harga jus konsumen belimbing
grade B sebesar Rp. 4.000 per botol. Jus belimbing grade A diproduksi berdasarkan
pesanan khusus atau dapat diproduksi untuk MLM dengan khasiat atau fungsi
khusus.
Masing-masing
grade jus belimbing di atas memiliki merek yang berbeda.Setiap produk jus
belimbing dalam jangka waktu sekitar enam bulan diharapkan sudah memiliki
kemasan standar dengan ijin yang lengkap (ijin BPOM, logo halal, barcode, saran
penyajian).Jenis jus belimbing lainnya adalah jus belimbing curah. Jus
belimbing ini diproduksi untuk keperluan retail counter jus belimbing. Jus
belimbing curah memakai kemasan jerigen 5 liter. Tahap selanjutnya, jus
belimbing keperluan retail counter didistribusikan dalam bentuk belimbing
instan.
Dalam
perkembangannya, dapat dikaji jus belimbing dengan kemasan tetrapack.Namun, jus
belimbing dengan kemasan tetrapack memerlukan investasi yang besar.Produk
belimbing instant akan dikembangkan mengikuti konsep produk seperti Nutrisari.
Belimbing instant akan dikemas dalam bentuk sachet, kemasan plastik yang lebih
besar bahkan kemasan toples.
Pengembangan
lain produk belimbing adalah sirup belimbing. Momen tepat untuk mengembangkan
sirup belimbing adalah sebelum bulan Ramadhan.
Langkah-langhah
pembuatan produk dari belimbing antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Sirup Buah Belimbing
Bahan baku
utama:
·
Belimbing 7-8 ons
·
Gula 7 ons, air 150 ml, Karagen 28 gr
·
Natrium bensoat 0.01 ml
·
Asam sitrat 0.01 ml
Peralatan
pendukung
·
Kompor
·
Panci masak
·
Blender
·
Kemasan botol kaca
Cara membuat
:
·
Buah belimbing dicuci bersih kemudian dipotong
membujur dan dikukus selama 15 menit, dengan tujuan menghilangkan warna coklat
akibat getah setelah dipotong.
·
Selanjutnya belimbing di dinginkan dan
diblender. Kemudian disaringn untuk memisahkan sari dan ampasnya.
·
Masak air dan karagen hingga mendidih (suhu api
100 C). Setelah mendidih masukkan gula kemudian suhu api dikecilkan hingga 80
C, lalu tambahkan Natrium Bensoat dan Asam Sitrat
·
Masukkan sari buah belimbing. (Total waktu
proses masak hingga masuknya sari buah sekitar 20 menit). Setelah 20 menit baru
angkat dan dinginkan
·
Sirup belimbing siap dikemas dan di jual.
2.
Belimbing goreng tepung saus caramel
dan coklat
Bahan yang
diperlukan :
·
1 buah belimbing ukuran besar dan matang
·
1 buah apel
·
1 buah nanas ukuran kecil
Adonan tepung :
·
200 gr tepung terigu
·
100 cc santan kental
·
1 butir telur
·
sedikit garam
·
sedikit gula
·
sedikit vanili bubuk
Topping
·
100 gr dark cooking
Caramel:
·
100 gr gula pasir
·
75 cc air
Cara membuat :
·
buat terlebih dahulu adonan tepung, sisihkan.
·
Panaskan minyak dengan api sedang.
·
Cuci bersih buah buahan, dan potong tipis sesuai
bentuk buah.
·
keringkan dengan lap, lalu segera celupkan ke
adonan tepung, goreng hingga kecoklatan. tiriskan.
·
lelehkan coklat dengan cara di tim, hias sesuai
selera.
·
Begitu juga dengan caramel.
·
Siap untuk dikemas
Cara
pengolahan seperti ini juga sangat berguna pada saat panen raya, dimana hasil
panen melimpah sedangkan buah-buahan mempunyai waktu simpan yang relatif
pendek.Dengan pengolahan lebih lanjut masa simpan menjadi lebih lama dan dapat
dijadikan peluang usaha baru.
3.2. Teknologi
Pengemasan
Inovasi
teknologi yang diterapkan untuk memperbaiki kualitas sari belimbing
adalah:
1. pemilihan
bahan baku yang baik,
2. pengurangan
endapan dengan cara blansir dan penambahan CMC (Carboxy Methyl Cellulose),
3. penggunaan
mesin ekstrator dan
4. penggunaan
kemasan botol plastik.
Inovasi
teknologi pengolahan dan pengemasan sari buah belimbing tidak memerlukan
persyaratan khusus, asalkan ketersediaan buah belimbing sebagai bahan baku
utamanya terpenuhi baik secara kualitas (tingkat kematangan dan keseragam
warna) maupun kuantitas.
Keunggulan
teknologi tersebut diatas bila dibandingkan dengan cara petani antara lain
warna sari belimbing lebih seragam, kecerahan dan intensitas warna stabil,
endapan sangat sedikit, kandungan vitamin C lebih tinggi dan sanitasi
terjamin sehingga dapat memperpanjang umur simpan. Penggantian kemasan dari
botol kaca dengan kemasan botol plastik bulat ukuran 250 ml akan memudahkan
konsumen dalam mengkonsumsi sari buah belimbing, lebih ekonomis karena kemasan
kecil sehingga harganya terjangkau konsumen, penampilan lebih menarik, serta
memudahkan penyimpanan dan transportasi. Sedangkan penggunaan alat ekstraktor
menjadi lebih efisien (waktu dan tenaga kerja), produksi bisa lebih banyak, zat
padat terlarut lebih sedikit sehingga tidak perlu dilakukan penyaringan sampai
2—3 kali (cara petani).
Bahan
baku belimbing yang baik untuk sari buah adalah matang dan mempunyai warna
kulit buah kuning seluruhnya. Buah belimbing yang terlalu matang (lebih banyak
warna oranye dari pada kuning) tidak dapat digunakan sebagai bahan baku.
CMC
dalam industri pangan merupakan bahan tambahan yang berfungsi sebagai
penstabil, pengemulsi dan penggumpal. CMC yang ditambahkan sebanyak 0,03% dari
total volume Perlakuan lain yang diintroduksikan adalah blansir yaitu
pencelupan buah dalam air panas pada suhu 800C selama 3-5 menit, gula 8-10%,
dan asam sitrat 1 gram/liter. Blansir dan penambahan CMC untuk mempertahankan
kestabilan warna dan mengurangi endapan, sedang asam sitrat dapat menurunkan pH
sari buah belimbing sampai 4.5 sehingga dapat mencegah tumbuhnya
mikroorganisme. Hal tersebut akan menambah daya awet (dapat disimpan lebih
lama). Pengenceran sari belimbing dengan air dilakukan dengan perbandingan 1:2
(cara petani 1:3) dan suhu air 800C. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan
aroma belimbing dan untuk meminimalkan kerusakan vitamin C.
Kemasan
yang digunakan berupa botol plastik poly-etilen berbentuk bulat dengan
ukuran 250 ml. Kemasan botol ini dipilih karena mudah diperoleh di pasaran
dengan harga murah, dan tahan terhadap suhu panas sampai 75-76oC. Ketahanan terhadap panas
tersebut menjadi salah satu pertimbangan karena botol perlu disterilkan
terlebih dahulu.
Mesin
ekstraktor dirancang khusus untuk proses ekstrasi buah belimbing dengan
kapasitas 100 kg buah/jam. Mesin terdiri dari dua bagian, yaitu penghancur dan
pemeras (screwpressor). Dengan menggunakan mesin ekstraktor satu kali proses
pembuatan sari buah dapat berlangsung 15 menit, relatif singkat sehingga lebih
menghemat waktu dan tenaga. Cara kerja mesin sangat sederhana serta mudah
dioperasikan.Buah belimbing yang sudah dicuci dan diblansir dimasukkan dalam
mesin untuk dihancurkan, kemudian belimbing yang sudah hancur masuk ke dalam
pemeras. Ampas akan keluar secara terpisah dengan ekstrak buah. Untuk menambah
hasil ekstrak sari buah, ampas dapat diperas ulang sampai tiga kali..
Proses pembuatan
sari belimbing yang dianjurkan adalah:
1. penerimaan
dan penyortiran bahan baku,
2. pemotongan
buah menjadi lima bagian dan trimming (biji, serat, bagian atas rusuk),
3. pencucian,
4. blansir/pencelupan
dalam air (80oC, 3-5 menit),
5. penghancuran
dan ekstrasi buah dengan mesin,
6. disaring,
7. Pengenceran
dengan air panas 80oC (1:2) lalu ditambahkan gula (8-10%) , asam
sitrat (1 gram/liter) dan CMC (0,03% per volume total),
8. Pemanasan
sari buah dengan suhu 75oC
- 80oC selama 15 menit (Pasteurisasi),
9. Penyaringan
dengan kain monil ukuran 10 mesh,
10. pembotolan
(botol sudah disterilkan),
11. Penutupan
botol,
12. sterilisasi,
13. pelabelan
dan penyegelan, dan
14. penyimpanan.
Dengan
proses seperti tersebut diatas, umur simpan sari belimbing dalam kemasan botol
plastik dapat mencapai 5 bulan pada suhu 10oC; 2 bulan pada suhu 30oC;
dan 1 bulan pada suhu 45oC. Untuk menekan biaya pembuatan mesin,
disarankan agar mesin digunakan secara berkelompok bukan perorangan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Buah belimbing merupakan salah satu komiditi utama di kota Blitar. Hampir
semua warga di kecamatan Karangsari, kelurahan Sukorejo menanam tanaman ini. Masyarakat kecamatan Karangsari mengolah buah
Belimbing menjadi berbagai jenis produk olahan seperti sirup Belimbing, Jus
Belimbing, dodol Belimbing, dan berbagai jenis olahan lainnya. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa buah Belimbing merupakan salah satu produk olahan utama dalam
meningkatkan perekonomian di daerah kecamatan Karangsari.
4.2 Saran
Produk olahan buah belimbing merupakan salah satu komoditi utama dalam
meningkatkan perekonomian di kecamatan Karangsari. Namun daerah-daerah lain di
Blitar juga semakin banyak yang mengandalkan prouduk olahan Belimbing dalam
peningkatan perekonomian daerah mereka. Oleh karena itu kecamatan Karangsari
harus mencari alternatif lain dalam pengolahan buah Belimbing. Mereka harus mampu
menemukan jenis olahan lain dari buah Belimbing yang lain daripada yang lain
dan juga mampu meningkatkan kualitas olahan buah Belimbing di daerah mereka
agar mampu bersaing dengan produk-produk dari daerah lain dalam usaha
peningkatan perekonomian di daerah kecamatan Karangsari.
informasinya bermanfaat untuk menambah pengetahuan baik untuk dijadikan bahan tgs kuliah maupun usaha
BalasHapus